KEDIRI, Kompas.com - Masyarakat konsumen air minum dari depot isi ulang di Kabupaten Kediri harus berhati-hati dalam memilih tempat pengisian air isi ulangnya. Pasalnya, masih sedikit pengusaha depot air minum isi ulang yang belum melakukan pemeriksaan bakteriologi dan kimia secara rutin sesuai dengan ketentuan dari dinas kesehatan.
Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri Jopie mengatakan total Depot Air Minum isi ulang pada tahun 2010 mencapai 47 unit usaha atau naik dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 43 unit usaha.
"Tetapi yang sudah bersertifikasi laik sehat tidak lebih dari 20 unit usaha. Dari yang bersertifikasi itu, tidak banyak pula yang melakukan pemeriksaan bakteriologi dan kimia secara rutin setiap bulan," ujarnya, Kamis (3/6/10) di Kediri.
Ada sejumlah kendala, di antaranya biaya pemeriksaan laboratorium bakteriologi yang bertujuan mengetahui jumlah kuman atau bakteri E-coli yang ada di dalam air, dan pemeriksaan secara kimia baik dari segi fisik air maupun kandungan unsure kimianya, masih dianggap terlalu mahal, utamanya bagi pengusaha berskala kecil.
Padahal, menurut Jopie, biayanya tidak mahal yakni Rp 90.000 untuk pemeriksaan bakteriologi dan Rp 150.000 untuk pemeriksaan kimia. Murahnya biaya pemeriksaan laboratorium ini dikarenakan Kabupaten Kediri telah memiliki Laboratorium sendiri sehingga tidak harus pergi ke Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar