Kamis, 03 Juni 2010

Waspadai Air Minum dari Depot Isi Ulang

KEDIRI, Kompas.com - Masyarakat konsumen air minum dari depot isi ulang di Kabupaten Kediri harus berhati-hati dalam memilih tempat pengisian air isi ulangnya. Pasalnya, masih sedikit pengusaha depot air minum isi ulang yang belum melakukan pemeriksaan bakteriologi dan kimia secara rutin sesuai dengan ketentuan dari dinas kesehatan.

Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri Jopie mengatakan total Depot Air Minum isi ulang pada tahun 2010 mencapai 47 unit usaha atau naik dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 43 unit usaha.

"Tetapi yang sudah bersertifikasi laik sehat tidak lebih dari 20 unit usaha. Dari yang bersertifikasi itu, tidak banyak pula yang melakukan pemeriksaan bakteriologi dan kimia secara rutin setiap bulan," ujarnya, Kamis (3/6/10) di Kediri.

Ada sejumlah kendala, di antaranya biaya pemeriksaan laboratorium bakteriologi yang bertujuan mengetahui jumlah kuman atau bakteri E-coli yang ada di dalam air, dan pemeriksaan secara kimia baik dari segi fisik air maupun kandungan unsure kimianya, masih dianggap terlalu mahal, utamanya bagi pengusaha berskala kecil.

Padahal, menurut Jopie, biayanya tidak mahal yakni Rp 90.000 untuk pemeriksaan bakteriologi dan Rp 150.000 untuk pemeriksaan kimia. Murahnya biaya pemeriksaan laboratorium ini dikarenakan Kabupaten Kediri telah memiliki Laboratorium sendiri sehingga tidak harus pergi ke Surabaya.

Tugas Riset Akuntansi. "Jurnal"

TUGAS

RISET AKUNTANSI

JURNAL

NAMA : RIO FERDIANTO

NPM : 20207946

KELAS : 3EB03

UNIVERSITAS GUNADARMA

2010

STUDI KELAYAKAN USAHA UNTUK PENGEMBANGAN USAHA WARUNG INTERNET BORNEO.

Rio Ferdianto.20207946 (rriioo_rio@yahoo.com)

Abstrak - Keputusan investasi merupakan keputusan yang dibuat pada masa sekarang namun manfaatnya baru akan dirasakan pada masa yang akan datang, sehingga keputusan ini harus dilakukan secara hati-hati. Karena itu untuk memutuskan sebuah keputusan investasi diperlukan pertimbangan yang matang sebelum investasi tersebut dilakukan.

Pada penulisan ilmiah ini, penulis membahas tentang peranan metode-metode penilaian investasi dalam pengambilan keputusan investasi dengan menggunakan metode Payback Period, NPV, IRR dan ARR guna mengetahui peranan apakah keputusan yang diambil perusahaan dalam pembelian kapal bersifat ekonomis atau tidak.



BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kemajuan teknologi saat ini berkembang dengan sangat pesat, bahkan setiap detik yang kita lewati saat itu pula teknologi informasi akan cepat berubah. Saat ini teknologi informasi berjalan berdampingan sejalan dengan perkembangan manusia. Dengan kemajuan ini diperlukan adanya sarana informasi yang dapat memudahkan masyarakat untuk mendapatkan ataupun mengirimkan informasi yang ada, salah satunya adalah media internet.

Keberadaaan internet saat ini bukan hal asing lagi untuk masyarakat banyak. Tidak hanya digunakan oleh kalangan pembisnis saja, internet digunakan mulai dari instansi-instansi pemerintah, mahasiswa, bahkan pelajar pun sudah diperkenalkan dengan media internet sejak bangku sekolah dasar. Karena dengan adanya internet kita dapat mengefisiensikan waktu dan biaya, dengan fasilitas yang terdapat diinternet kita bias mendapatkan informasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Namun, tidaklah masyarakat yang memiliki internet, dikarenakan factor biaya. Untuk itu jasa-jasa rental internet dapat menjadi alternatif yang ada.

Banyaknya kebutuhan akan internet, memberikan peluang usaha baru bagi masyarakat yang tentunya ingin menginvestasikan modalnya untuk membuka jasa penyewaan internet, salah satunya adalah Warnet Borneo. Warnet ini sudah berjalan sekitar 2 tahun, terhtung sejak tahun 2008. Dengan memperhatikan kebutuhan konsumen tentunya sangat memperhatikan beberapa aspek baik dari pemilihan tempat yang strategis misalnya didekat kampus, lingkungan sekolah, pemukiman masyarakat dan tentunya memberikan kenyamanan dengan menggunakan provider yang baik dengan fasilitas kenyamanan didalm warnet itu sendiri.

Dilihat dari banyaknya permintaan konsumen ini, Warnet Borneo ingin mengembangkan usaha dengan memperbanyak jumlah unit komputer. Dengan adanya pengembangan usaha ini, maka perlu dilakukan study kelayakan guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya jika telah melakukan penanaman modal yang cukup besar akan tetapi sejalan dengan berjalannya warnet tidak memperoleh keuntungan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, penulis ingin meneliti kelayakan pengembangan usaha tersebut dengan judul “STUDY KELAYAKAN USAHA UNTUK PENGEMBANGAN WARUNG INTERNET BORNEO”.

Rumusan dan Batasan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ilmiah ini adalah apakah rencana pengembangan usaha dengan melakukan penambahan investasi baru berupa komputer pada warung internet Borneo di jln.Kayu Putih No 70, Pondok Cabe Udik, layak dilakukan dan dapat memberikan keuntungan ? Dimana dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah pada aspek keuangan berupa penilaian investasi yang didasarkan pada data-data tahun 2009 dengan menggunakan metode Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), dan Profitabilility Index (PI).

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ilmiah ini adalah untuk mengetahui layak tidaknya rencana pengembangan usaha memperbanyak jumlah unit computer.

Manfaat Penelitian

Manfaat Akademik

1. Bagi akademik, penulisan ini diajukan guna melengkapi syarat-syarat untuk mencapai gelar ekonomi setara sarjana muda pada Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.

2. Bagi analis, penelitian ilmiah ini diharapkan dapat menunjang proses belajar studi kelayakan proyek bagi mahasiswa dan meningkatkan wawasan dan pengetahuan kita tentang pentingnya melakukan studi kelayakan sebelum mengembangkan usaha.

Manfaat praktis

1. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan berinvestasi untuk pengembangan usaha bagi badan usaha tersebut.

2. Sebagai bahan acuan untuk seseorang atau badan usaha lain dalam berinvestasi untuk mendirikan mau pun mengembangkan usahanya.

Metode Penelitian

Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penulisan ilmiah ini adalah suatu badan usaha yang bergerak dibidang jasa penyewaan internet yaitu Warnet Borneo yang berlokasi Jln.Kayu Putih No 70, Pondok Cabe Udik.

Data / Variabel yang digunakan

Data yang digunakan dalam penelitian ini data sekunder yang berupa laporan keuangan warnet Borneo tahun 2009.

1.5.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data / variable dan keterangan serta informasi yang relevan, maka penulis melakukan pengumpulan data dengan cara sebagai berikut :

1. Penelitian Lapangan

Penelitian ini dilakukan secara langsung terhadap objeknya guna mendapatkan data primer maupun data sekunder yang diperlukan untuk penelitian ilmiah ini.

2. Penelitian Pustaka

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui buku-buku yang ada didalam ataupun diluar perpustakaan sebagai landasan teoritis untuk menganalisa data yang diperoleh di lapangan.

1.5.4 Alat Analisis yang Digunakan

Dalam penulisan ilmiah ini, alat analisis yang digunakan adalah Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), dan Profitability Index (PI).

LANDASAN TEORI

Pengertian Studi Kelayakan Bisnis

Menurut Husein Umar (2000 : 7), Studi kelayakan atau sering disebut studi kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidanya suatu proyek bisnis yang biasanya merupakan proyek investasi itu dilaksanakan.

Menurut Kasmir dan Jakfar, (2003 : 10) mengatakan, “Studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha bisnis yang akan dijalankan, dalam menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan”.

Sedangkan menurut Suratman, (2001 : 5) mengatakan, “Studi kelayakan proyek merupakan suatu studi untuk menilai proyek yang akan dikerjakan dimasa mendatang”. Penilaian disini tidak lain adalah memberikan rekomendasi apakah sebaiknya proyek yang bersangkutan layak dikerjakan ataukah sebaiknya ditunda dulu, mengingat kondisi mendatang penuh ketidakpastian.

Untuk menentukan layak atau tidak suatu usaha dapat dilihat dari berbagai aspek yang meliputi, aspek hukum, aspek pasar, dan pemasaran, aspek keuangan, aspek teknis / operasi, aspek manajemen, aspek ekonomi dan sosial serta aspek dampak lingkungan.

Ukuran kelayakan masing-masing jenis sangat berbeda-beda, misalnya antara usaha jasa dan usaha non-jasa, seperti pendirian hotel dengan usaha pembukaan perkebunan kelapa sawit atau usaha peternakan dengan pendidikan. Akan tetapi aspek-aspek yang digunakan untuk menyatakan layak atau tidaknya adalah sama, sekalipun bidang usahanya berbeda.

Pengertian keberhasilan ini dapat diartikan berbeda-beda. Dalam artian yang lebih terbatas, terutama dipergunakan oleh pihak swasta yang lebih berminat tentang manfaat ekonomis suatu investasi. Sedangkan dari pihak pemerintah atau lembaga non profit menguntungkan yang lebih relative seperti :

a. Manfaat bagi masyarakat luas dalam penyerapan tenaga kerja.

b. Pemanfaatan sumber daya tersebut.

c. Penghematan devisa serta penambahan devisa.

Pada umumnya suatu studi kelayakan proyek menyangkut tiga aspek yaitu manfaat ekonomis proyek (manfaat finansial) tersebut bagi proyek itu sendiri dengan maksud apakah proyek tersebut menguntungkan apabila dibandingkan dengan resiko proyek tersebut. Manfaat ekonomis proyek (manfaat ekonomi nasional) tersebut bagi negara tempat proyek itu dilaksanakan. Dan manfaat sosial proyek tersebut bagi masyarakat sekitar proyek.

Pengertian Aliran Kas (Cash flow)

Ada berbagai cara penilaian usulan investasi didasarkan pada aliran kas atau arus kas bukan pada keuntungan yang dilaporkan dalam buku. Menurut Kasmir dan Jakfar (2003 : 146) mengatakan, “Arus kas adalah jumlah uang yang masuk dan keluar perusahaan mulai dari investasi dilakukan sampai dengan berakhirnya investasi tersebut.

Uang masuk dapat berupa pinjaman dari lembaga keuangan atau hibah dari pihak tertentu, dapat juga diperoleh dari penghasilan atau pendapatan. Uag keluar merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode, yang merupakan biaya-biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk berbagai keperluan yang berkaitan dengan kegiatan usaha.

Pentingnya kas akhir bagi investor jika dibandingkan dengan laba yang diterima perusahaan dikarenakan, kas yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan uang tunai sehari-hari. Kas yang digunakan untuk membayar kebutuhan berbagai kewajiban yang jatuh tempo. Dan kas juga dipergunakan untuk melakukan investasi kembali.

Menurut Suratman (2001 : 120) secara umum aliran kas dapat dikelompokan menjadi :

a. Aliran kas awal (intial cash flow) adalah aliran kas keluar dalam rangka untuk keperluan aktiva tetap dan penentuan besarnya modal kerja pada awal periode investasi.

b. Aliran kas operasional (operational cash flow) berasal dari operasi perusahaan yang meliputi kas masuk dan aliran kas keluar. Aliran kas masuk berasal dari penjualan sedangkan aliran kas keluar adalah kas yang dikeluarkan untuk membayar operasional.

c. Aliran kas sisa (terminal cash flow) menunjukan aliran kas pada terakhir umur ekonomis.

Penyusutan = Investasi

Umur ekonomis


Metode Payback Period (PP)

Metode payback period (PP) merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha. (Kasmir dan Jakfar, 2003 : 154) Sedangkan menurut (Suratman, 2001 : 129) “Payback Period merupakan teknik untuk menentukan layak atau tidak usulan proyek investasi cekup dengan membandingkan antara waktu pengambilan jumlah dana untuk investasi dengan umur ekonomis proyek. Perhitungan ini dapat dilihat dari perhitungan kas bersih (proceed) yang diperoleh setiap tahun.

Nilai kas bersih merupakan penjumlahan laba setelah pajak ditambah dengan penyusutan (dengan catatan jika investasi 100% menggunakan modal sendiri. Apabila kas setiap tahun sama, maka :


Investasi

Payback Period = x 12 bulan

Kas bersih per tahun



Jadi criteria penilaian pada metode payback period ini adalah :

- Jika payback periodnya lebih kecil ( < ) dari waktu maksimum yang diisyaratkan maka proyek diterima.

- Jika payback periodnya lebih besar ( > ) atau lebih lama dari waktu maksimum yang diisyaratkan proyek ditolak.

Metode Net Present Value (NPV)

Dalam teknik ini untuk mengetahui apakah suatu usaha proyek investasi layak dilaksanakan atau tidak dengan cara membandingkan antara PV kas bersih (PV of proceed) dengan PV investasi (capital outlays) selama umur investasi. Selisih antara nilai kedua PV tersebutlah yang kita kenal dengan Net Present value (NPV). Kasmir dan Jakfar, 2003 : 157)

Untuk menghitung NPV, terlebih dulu kita harus berapa PV kas bersih. PV perusahaan selama umur investasi tertentu.


Kas Bersih1 Kas bersih2 Kas bersih

NPV = + + ………..+ - Investasi

(1+r) (1+r)2 (1+r)n



Kriteria penilaian NPV adalah :

- Jika NPV positif, maka investasi diterima.

- Jika NPV negative, maka investasi ditolak.

Metode Profitability Index (PI)

Profitability Index (PI) atau benefit and cost ratio (B/C Ratio) merupakan rasio aktifitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur ekonomis. (Kasmir dan Jakfar, 2003 : 163).

Rumus yang digunakan untuk mencari PI adalah :


∑ PV Kas Bersih

PI = x 100%

∑ PV Investasi



Kriteria untuk Profitability Index adalah :

- Jika PI lebih besar ( > ) dari 1, maka investasi diterima.

- Jika PI lebih kecil ( < ) dari 1, maka investasi ditolak.

METODOLOGI PENELITIAN

Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ilmiah ini adalah suatu badan usaha yang bergerak dibidang jasa penyewaan internet yaitu Warnet Borneo yang berlokasi di Jln.Kayu Putih No 70, Pondok Cabe Udik.

Data

Data yang digunakan dalam peelitian ini agar lebih akurat, maka penulis menggunakan data investasi, data pendapatan, data keuntungan dan tingkat suku bunga.



Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dan keterangan serta informasi yang relevan, maka penulis melakukan pengumpulan data dengan cara sebagai berikut :

· Penelitian lapangan

Teknik yang digunakan dalam metode pengumpulan data adalah :

a) Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap objek yang diteliti secara berkesinambungan.

b) Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung terhadap objek yang diteliti.

PEMBAHASAN

Objek dan Data Penelitian

Objek Penelitian

Warung internet Borneo didirikan pada tanggal 21 Januari 2008 yang terletak di Jln.Kayu Putih No 70, Pondok Cabe Udik. Dengan berdirinya Warnet Borneo ini, sangat membantu mahasiswa, pelajar, bahkan masyarakat, mengingat pendirian Warnet Borneo juga sangat didukung oleh pengguna media elektronik. Lokasi pendirian warnet ini berdekatan dengan SD. Dharma Karya, dan lingkungan masyarakat. Sehingga Warnet Borneo dapat memfasilitasi semua golongan pengguna internet.


Data Penelitian

Data Investasi Warnet Borneo

  1. Rincian Investasi Rp. 17.500.000,00

a. Pembelian 4 unit komputer P4+Aksesoris Rp. 14.000.000,00

b. Pembelian meja komputer Rp. 1.000.000,00

c. Pembelian Headset Rp. 400.000,00

d. Pembelian Printer Laser Jet Rp. 1.000.000,00

e. Pembelian Tinta dan Kertas Rp. 100.000,00

f. Biaya lain-lain Rp. 1.000.000,00


Total pengeluaran modal Rp. 17.500.000,00

1. Dalam 1 hari rata-rata konsumen menyewa computer 6 jam

2. Komputer yang tersedia ada 4 (Empat) unit.

3. Biaya sewa Rp. 3000,00 / jam.

4. Umur ekonomis diperkirakan selama 4 tahun.

5. Nilai residu + nilai residu pengembangan sebesar Rp. 5.500.000,00

6. Modal diperkirakan akan kembali dalam jangka waktu 2 tahun.


Menentukan Pemasukan dan Rata-Rata Pengeluaran Warnet

Dari data diatas dapat dicari rata-rata pemasukan dan pengeluaran warnet tiap bulannya sebagai berikut.


· Rata-rata pemasukan tiap bulan

- Pendapatan

o Komputer

= Rp. 3.000,00 X 4 unit komputer = Rp. 12.000,00

= Rp. 12.000,00 X 6 jam = Rp. 72.000,00/hari

= Rp. 72.000,00 X 30 hari = Rp. 2.160.000,00

o Print

Print/hari

Rp. 700,00 X 50 lembar = Rp. 35.000,00

Print/bulan

Rp. 35.000,00 X 30 hari = Rp. 1.050.000,00

Total Pendapatan perbulan

= Rp. 2.160.000,00 + Rp. 1.050.000,00 = Rp. 3.210.000,00

· Rata-rata pengeluaran tiap bulan

- Biaya gaji Rp. 300.000,00

- Biaya rata-rata listrik Rp. 400.000,00

- Biaya rata-rata telephone Rp. 600.000,00

- Biaya Operasional Rp. 200.000,00

- Biaya lain-lain Rp. 1.000.000,00

+

Rata-rata pengeluaran = Rp. 2.500.000,00

-

Rata-rata pendapatan bersih tiap bulan = Rp. 710.000,00

Keuntungan bersih tiap bulan

Rp. 710.000,00 X 12 bulan = Rp. 8.520.000,00

Pengembangan Warnet

Initial investment ( Capital Outlay )

1. Pembelian 3 unit computer Rp. 10.500.000,00

2. Pembelian meja komputer Rp. 750.000,00

3. Renovasi tempat Rp. 2.500.000,00

(+)

Total pengembangan investasi Rp. 13.750.000,00

Investasi Awal sebesar Rp. 17.500.000,00

Pengembangan investasi sebesar Rp. 13,500.000,00 (+)

Total Investasi Warnet sebesar Rp. 31.250.000,00


Dari data diatas dapat dicari rata-rata pemasukan dan pengeluaran warnet tiap bulannya setelah dilakukan penambahan unit sebagai berikut.


· Rata-rata pemasukan tiap bulan

- Pendapatan

o Komputer

= Rp. 3000,00 X 7 unit komputer = Rp. 21.000,00

= Rp. 21.000,00 X 6 jam = Rp. 126.000,00

= Rp. 126.000,00 X 30 hari = Rp. 3.780.000,00

o Print

= Rp. 700,00 X 60 lembar = Rp. 42.000,00

= Rp. 42.000,00 X 30 hari = Rp. 1.260.000,00

Total Pendapatan Per bulan

= Rp. 3.780.000,00 + Rp. 1.260.000,00 = Rp. 5.040.000,00

· Rata-rata pengeluaran tiap bulan

- Biaya gaji Rp. 300.000,00

- Biaya rata-rata listrik Rp. 400.000,00

- Biaya rata-rata telephone Rp. 600.000,00

- Biaya Operasional Rp. 500.000,00

- Biaya lain-lain Rp. 200.000,00

(+)

Rata-rata pengeluaran = Rp. 2.000.000,00

-

Rata-rata pendapatan bersih tiap bulan = Rp. 3.040.000,00

Keuntungan bersih tiap tahun

Rp. 3.040.000,00 X 12 bulan = Rp. 36.480.000,00

Tabel 1

TABEL INVESTASI

KETERANGAN

JUMLAH

HARGA/UNIT

TOTAL

( dalam Rupiah )

( dalam Rupiah )

Komputer

7 unit

3.500.000,00

24.500.000,00

Meja

7 unit

250.000,00

1.750.000,00

Renovasi Tempat

-

-

2.500.000,00

Headset

4 unit

100.000,00

400.000,00

Printer Laser Jet

1 unit

1.000.000,00

1.000.000,00

TOTAL AKTIVA

30.150.000,00

Sumber data Warnet Borneo, 2009


Menentukan Proceed Warnet Borneo

Perkiraan depresiasi warnet Borneo tiap tahun, di hitung dengan menggunakan Metode Garis Lurus

Depresiasi tahun pertama (tahun 2009)


1

D = (31.250.000-5.500.000)

4

= 0.25 x 25.750.000

= 6.437.500

Tabel 2

Skedul Depresiasi Warnet Metode Garis Lurus

Akhir Tahun

Depresiasi

Akumulasi depresiasi

Nilai investasi

(RP)

(RP)

(RP)

-

-

31.250.000

2008

6.437.500

6.437.500

24.812.500

2009

6.437.500

13.500.000

18.375.000

Sumber data Warnet Borneo, 2009


Karena warnet tidak dipungut pajak dan bunga. Maka pajak dan bunga terhadap warnet tidak dihitung (sama dengan nol).


Perkiraan Aliran kas / Proceed Tiap tahun dalam Rupiah.

Proceed 2009 = 24.812.500 + (0 + 6.437.500 + 0 )

= 31.250.000

Proceed 2010 =18.375.000 + (0 + 12.875.000 + 0 )

= 31.250.000


Menilai kelayakan Pengembangan Usaha Warnet

Pengelola warnet Borneo memperkirakan dana yang diinvestasikan akan kembali dalam jangka waktu 1 tahun dengan tingkat bunga 10%. Untuk itu penulis mencoba untuk menilai investasi tersebut dengan menggunakan 3 metode penilaian investasi pada aktiva tetap, yang pertama yaitu.

Metode Payback Period

Pada metode Payback Period waktu adalah sebagai hasil dari metode ini. Jika diketahui investasi netto usaha ini adalah Rp. 31.250.000. Maka pengembaliannya akan diperhitungkan sebagai berikut :


Rumus = PV Investasi x 12 Bulan

Proceed

Rp. 31.250.000,00

T = x 12 Bulan

Rp. 31.250.000,00

T = 1 x 12 Bulan

T = 12 Bulan


Jadi pengembangan usaha yang akan pemilik warnet lakukan dapat diterima karena dana yang diinvestasikan sudah kembali dalam jangka waktu 12 bulan berarti Pengembalian hasil investasi sudah dapat dipastikan selama 1 tahun.

Metode Net Present Value

Metode Net Present Value adalah metode yang mempertimbangkan nilai waktu uang pada aliran kas yang terjadi. Untuk menghitungnya harus ditentukan tingkat bunga terlebih dahulu.


Tabel 3

Perhitungan NPV atas dasar tingkat bunga 10 %

Tahun

Tingkat Bunga

Proceeds

Present Value

10%

(RP)

Proceeds (RP)

2008

0.909

31.250.000

28.406.250

2009

0.826

31.250.000

25.812.500

Jumlah

54.218.750

Sumber data primer yang diolah, 2009

NPV = Rp. 54.218.750 – Rp. 31.250.000

= Rp. 22. 968.750


Karena perhitungan Net Present Value bernilai positif Maka investasi tersebut dapat diterima dan layak.

Agar perhitungan Net Present Value lebih akurat dapat diuji dengan Profitability Index. Dapat dicari dengan membagi nilai sekarang Proceed dengan nilai sekarang Outlays.

Profitability Index

Layak tidaknya suatu proyek untuk dilaksanakan dapat pula diketahui dengan cara menganalisa tingkat profitabilitasnya (Profitability Index), apabila tingkat profitabilitas <> 1,00 maka investasi warnet Borneo diterima.


PI = PV Proceed

PV Outlays

Rp. 54.218.750,00

PI =

Rp. 31.250.000,00

PI = 1.735


Jadi investasi layak dan dapat diterima, karena nilai Profitability Index lebih besar dari 1 (satu).


Tabel 7

Rangkuman Hasil Penelitian

No

Metode

Hasil

Keterangan

1

Payback Period

12 bulan

Pada metode ini Payback Period waktu adalah sebagai hasil dari metode ini

2

NPV

Rp. 22.968.750

Jika NPV Positif diterima berlaku sebaliknya

3

PI

1.735

Hasil penelitian menunjukkan lebih dari 1 maka diterima


PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan maka penulis memperoleh hasil sebagai berikut :

  1. Payback Period (PP), maka investasi dapat dikembalikan dalam jangka waktu 1 tahun / 12 bulan, dan karena Payback Period nya lebih kecil dari waktu yang ditentukan, maka investasi diterima.
  2. Net Present Value (NPV), diperoleh hasil perhitungan yaitu sebesar Rp. 22. 968.750. Dan karena nilai nya positif, maka investasi diterima
  3. Profitability Index (PI), diperoleh hasil yaitu sebesar 1,735. Oleh karena hasil nya lebih dari 1, maka investasi tersebut diterima.

Dari hasil perhitungan aspek keuangan tersebut, penulis menarik kesimpulan bahwa pengembangan usaha penambahan jumlah unit komputer Warnet Borneo di Jln.Kayu Putih No 70, Pondok Cabe Udik tersebut dapat diterima.

Saran-Saran

Setelah diadakannya penelitian dan analisa mengenai layak atau tidaknya investasi dapat dikatakan diterima. Namun apabila perusahaan ingin melakukan pengembangan jumlah unit computer harus didukung dengan kelayakan investasi yang akan dilakukan dan kemampuan manajemen yang baik agar bias berjalan dengan baik dan mampu bersaing dengan usaha yang telah ada.

Daftar Pustaka

Riyanto, Bambang, 2000. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, edisi 4, Yogyakarta : BPFE

Umar, Husein, 2000.Studi Kelayakan Bisnis,Jakarta : gramedia Pustaka

Kasmir dan Jakfar, 2003, Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Ke-1, Kencana, Bogor.

Suad Husnan dan Swarsono Muhammad, 2000, Studi Kelayakan Proyek, Edisi Ke-4, UPP AMP YKNP, Yogyakarta

Syamsudin Lukman, Manajemen Keuangan Perusahaan, Jakarta : Penerbit Raja Grafindo Persada. 2002.